Mikael Blomkvist: How come a 23 years old can be a ward of the state?
Lisbeth Salander: I'm mentally incompetent and can't manage daily life.
Mikael Blomkvist: Since when have they said that?
Lisbeth Salander: Since I was twelve.
Mikael Blomkvist: Something happened when you were twelve?... I'm sorry, That's none of my business.
Lisbeth Salander: I tried to kill my father. I burned him alive. Got about 80 percent of him.
Mikael Blomkvist: ow...
Lisbeth Salander: I'll make some coffee.
Mungkin bagi penyuka thriller macam Mission Impossible atau popcorn movie lainnya dengan alur cerita yang cepat dan taktis, akan sedikit kecewa diawal film. Awalnya, kita akan diajak melihat latar belakang dari 2 tokoh utama film ini. Selama hampir separo film kita melihat kisah si Mikael Blomkvist (Daniel Craig---iya yang pernah jadi James Bond itu!) yang adalah wartawan penyelidik sekaligus co-owner majalah Millenium dituduh memalsukan berita tentang aksi illegal sebuah perusahaan besar pimpinan Hans-Erik Wennerstorm yang mengakibatkan Mikael dihukum dan didenda oleh pengadilan. Juga kisah seorang hacker wanita sekaligus fact-checker bernama Lisbeth Salander (Rooney Mara) yang nyentrik, rapuh namun survive dari masalah-masalah hidupnya dengan cara mengagumkan. Inti kasus dimulai disaat Mikael Blomkvist yang sedang pusing atas kasusnya ini, mendapat tawaran pekerjaan dari seorang konglomerat bernama Henrik Vanger (Christopher Plummer) untuk menyelidiki kasus hilangnya cucu keponakannya. Henrik Vanger sendiri percaya bahwa cucu keponakannya yang bernama Harriet Vanger itu telah meningal akibat dibunuh ketika masih berusia 16 tahun. Itu berarti kasus ini telah berumur 40 tahun! Dengan dibantu Lisbeth Salander akhirnya Mikael Blomkvist bekerjasama untuk menuntaskan kasus ini.
Komentar saya tentang ‘berat enggak ya?’ film ini sepertinya dikalahkan oleh alur menarik ala David Fincher dan sinematografi menawan dan meyakinkan. Dengan latar belakang kota Hedestad di Swedia yang dingin dengan bangunan-bangunan kaku bergaya eropa, sepertinya upaya David Fincher untuk mengadaptasi film ini sedekat mungkin dengan novelnya, rasanya turut membuat saya sebagai penonton merasakan dinginnya Hedestad yang menusuk tulang. Sampai dengan unsur kekerasan yang bikin merinding dan unsur seksual yang tidak setengah-setengah. Kayaknya saya jadi bisa mengerti kenapa film ini tidak bisa masuk ke bioskop Indonesia. Oh ya, FYI aja, Hedestad itu ternyata hanya kota fiktif . Dan tambahan lagi, film ini juga bukan remake dari film Swedia berjudul sama yang karakter Lisbeth Salandernya diperankan oleh Noomi Repace.
Yang paling menarik bagi saya dan pastinya bagi pemberi judul pada film ini adalah tentunya karakter dari Lisbeth Salander, ‘si gadis bertato’ yang dimainkan oleh Rooney Mara yang tahun lalu berperan sebagai Erica Albraight di Social Network sebagai mantan pacar Mark Zurkerberg, sekaligus inspirasi gelapnya dalam menciptakan Facebook yang mendunia itu. Maka tahun berikutnya, dengan masih digawangi David Fincher, Rooney Mara berubah drastis. Tampil total dengan tidak hanya tato naga di punggung dan piercing berlebihan. Rooney Mara kelihatan seperti tidak ada bedanya dengan anak punk dengan disorientasi sosial. Selain berpakaian hitam-hitam dan bergaya punk-gothic, Lisbeth Salander dikisahkan sebagai gadis 23 tahun yatim piatu yang hidup mandiri, biseksual, bersikap dingin tanpa tedeng aling-aling, asosial, dan sangat jenius untuk urusan data-data dengan berbekal sebuah laptop dan sepeda motor. Rooney Mara berhasil mengalahkan segelintir nama besar untuk peran ini, sebut saja Carey Mulligan, Scarlett Johanson, sampai Natalie Portman, rasanya Rooney Mara juga berhasil keluar dari kharisma Noomi Repace yang terlebih dahulu memerankan Salander versi film Swedia. Rooney Mara tampil total dan ‘berani’ sekali. (saya sampai tidak berani menceritakan apa saja adegan-adegan ‘berani’nya). Mematahkan pendapat saya di awal film ‘ah.. gayanya doing yang nyentrik’, berubah jadi ‘wuih gak boleh macem-macem sama ni orang’ heheh.. Namun rasanya peran ini setimpal, karena ternyata Oscar memberinya penghargaan sebagai artis utama terbaik tahun ini. Yey!! Dengan film ini, Rooney Mara jadi aktris favorit baru saya! J
Belum menonton filmnya yang versi Hollywood, baru nonton yang versi Swedia. Suka bgt ama Lisbeth Salander dech. Awalnya karena aq koleksi ketiga bukunya.. Sudah baca?
ReplyDeletewaahh belom baca ni!! 1 tahun ini lagi jauh dari dunia perbukuan T.T kata temen saya sih yg swedia filmnya berat banget ya? (ini aja saya udah agak pegel si hehe) yang hollywood ini lebih mudah diterimalah dan saya lebih suka lisbeth salander by rooney mara!! hahah
ReplyDeletebtw, blog ini blog sampingan aja loh.. gatau mau diterusin apa gak (pegel juga soalnya harus rutin nulis review :p) I mostly blogging and updating here >> sabilablabla.blogspot.com