Wednesday, March 7, 2012

Hugo (2011)

Photobucket
“ I Imagine the whole world was one big machine. Machines never comes with any extra part. They always come with the exact amount they need. So, I figured if the entire world was one big machine.. I couldn’t be an extra part. I had to be here for some reason. And that means you have to be here for some reason, too”
Pertama ngeliat trailernya saya yakin “woaah this will be another good film about kids!!” Jujur aja saya emang agak freak sama film anak-anak. Baik film-film bagus yang ditujukan buat anak-anak seperti film – film animasi ataupun film yang memang bercerita tentang anak-anak semacam “Where the Wild Things Are (2009)” atau adaptasi dari cerita anak seperti semacam Narnia (walau saya cuma suka sama Narnia 1 aja si, makin lama makin aneh :p). Apalagi ada Chloë Grace Moretz, “one of teen actress that will shine” yang sudah saya pantau semenjak dia jadi Supergirl di Kick Ass. Tapi ternyata saya terjebak, film ini tidak sekedar bercerita tentang petualangan Hugo yang suka sama mesin jam saja. This is beyond that!!

Hugo Cabret (Asa Butterfield) adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di balik tembok sebuah stasiun besar di Paris. Claude Cabret (Ray Winstone), pamannya yang pemabuk mengajarinya merawat jam besar di stasiun itu sebelum ia kemudian menghilang begitu saja meninggalkan Hugo seorang diri. Sebelumnya Hugo memang telah familiar dengan berbagai mesin jam ketika ia masih tinggal bersama dengan ayahnya (Jude Law) yang seorang pembuat jam sebelum ayahnya secara tiba-tiba meninggal dalam sebuah kebakaran. Ayahnya meninggalkan sebuah boneka besi yang rusak yang mereka sebut automaton yang sebelumnya mereka perbaiki bersama. Setelah itu Hugo semakin terobsesi memperbaiki automaton tersebut dengan mencuri berbagai bagian mesin dari toko mainan seorang kakek tua bernama Papa George (Ben Kingsley). Hugo yakin dengan memperbaiki automaton tersebut dia akan mendapatkan sebuah pesan rahasia dari ayahnya. Nantinya dia juga akan menjalin persahabatan dengan cucu Papa George, Isabelle (Chloë Grace Moretz) yang akan membantunya mengungkap misteri dibalik automaton tersebut.
Photobucket
Dari awal film, kita akan dibuat terpukau oleh efek sinematografinya yang keren benerr!! Ber-setting di Paris pada tahun 1931, kita akan melihat landscape kota Paris lengkap dengan Menara Eiffelnya pada musim dingin, kita akan diajak menembus butir-butir salju melewati atap-atap bangunan Paris lama menuju keramaian orang-orang di stasiun Gare du Nord, uap kereta api, mesin-mesin jam dan menembus tembok dibalik Hugo tinggal dan mengamati kesibukan stasiun tiap harinya dibalik jam besar yang dirawatnya. Lewat setting stasiun Gare du Nord yang klasik, megah dan meyakinkan kita berasa dibawa kedalam kehidupan sibuk Paris di abad pertengahan. Walaupun sang sutradara, Martin Scorsese baru pertama kali bergelut dengan teknologi 3D, namun ternyata debut 3Dnya ini dapat dihadirkan dengan sangat baik. Apalagi film ini genrenya sangat berbeda sekali dengan film-film lain yang digarap sutradara yang juga memproduksi The Departed (2006) dan Shuttter Island (2010) tersebut. Gak salah juga sih kalo kemarin film ini jadi Best Motion Picture di Golden Globe, dapet 11 nominasi di Academy Awards dan menang 5 Oscar .
Yang jadi kejutan adalah ternyata film ini bukan sekadar film petualangan anak saja. Bisa dibilang film ini adalah love letter cinema-nya Martin Scorsese. Bentuk kecintaannya terhadap film. Film ini memang didedikasikan Scorsese kepada pionir film Perancis Georges Méliès yang terkenal akan karya-karyanya yang melegenda seperti A Trip to the Moon (1902) dan The Impossible Voyage (1904). Cerita yang awalnya mungkin terlihat kekanakan melibatkan kejar-kejaran dengan inspektur stasiun yang kaku dan kejam digantikan dengan sejarah awal manusia mengenal gambar-gambar yang bergerak yang disebut film dan permulaan manusia mewujudkan berbagai macam mimpinya melalui media film. Yang memorable tentu saja adegan melihat film pertama kali Arrival Of A Train At La Ciotat dari Lumière bersaudara yang mengundang reaksi kocak penonton.
Photobucket
Dibalik cerita yang menarik, sinematografi juga setting yang bikin nganga ini, yang disayangkan mungkin beberapa keanehan yang agak mengganggu saya. Contohnya saja dialog yang menggunakan bahasa Inggris dengan aksen British. Memang film ini adalah film Amerika. Namun settingan Paris dengan gaya bicara British ini jadi bikin bertanya-tanya, apalagi kalo kita kelewatan frame Menara Eiffel sebagai penunjuk icon kota Paris yang muncul di awal film, “ini ceritanya di Paris atau London sih?” Plot cerita di pertengahan juga mungkin agak membosankan bagi sebagian penonton. Temen yang nonton sama saya malah bilang “ini yang lo bilang film bagus?” Well, everyone has their own taste. Menurut saya film ini memang tidak ditujukan untuk menghadirkan adegan kejar-kejaran yang menegangkan sepanjang waktu. Tidak ada juga “great adventure” seperti yang diharapkan Isabelle, kecuali bila mengendap-ngendap masuk bioskop dan menjadi penonton ilegal itu termasuk dalam kategori “great” ya? Walaupun begitu film mengenai film yang dihadirkan lewat seorang anak bernama Hugo ini sungguh menyenangkan untuk ditonton. Kapan lagi kita akan melihat betapa menariknya pemandangan stasiun Paris di tahun 30an, jam besar dengan berbagai gerigi mekanisnya yang sangat fotogenik, dan ada seorang anak yang hidup dibaliknya! Sungguh heartwarming!! For everyone who loves movies, child adventure, and Paris definitely should watch Hugo! J

7 comments:

  1. belum pernah nonton, baca postingan melambungkan angan kekota paris^^

    ReplyDelete
  2. penasaran, waktu itu mau nonton, tapi seminggu aja film nya udah dicabut di XXI sini -_-"

    ReplyDelete
  3. bioskop mana tuh? wah.. sayang bgt klo ga nonton 3Dnya.. heheh

    ReplyDelete
  4. kayanya keren deh hehe..thankyou sharingnya!:)
    checkout mine thankyou<3

    ReplyDelete
  5. Aq nonton dan menurutkan bagus. Cuma klo temenku merasa kecewa karena mengharapkan petualangan yang model Harry Potter. He he he. Tapi aq malah suka ama film ini karena ada sisi historisnya yg diangkat, yaitu tentang sejarah film.

    ReplyDelete
  6. hahah iya makanya saya bilang temen saya ngeremehin ni film yang menurut saya film bagus.. emang bukan buat anak-anak sih, tapi kerenlah settingannya dan twist historinya.. btw, thankyou for visiting :)

    ReplyDelete